Bapakku Seorang Inspirator

Hai teman-teman, makasih sebelumnya telah mengunjungi blog saya ini, kali ini saya ingin menceritakan tentang Sosok Bapak adalah Inspirator. Bukan mencari popularitas, bukan juga mencari simpati orang lain, namun hal ini mutlak untuk sarana motivasi, bahwasannya pengalaman adalah guru terbaik dalam kehidupan (pepatah mengatakan). bagi saya menyenangkan sekali bisa berbagi pengalaman dengan orang lain.
Langsung aja dengan ceritanya ya. Didalam kehidupan saya dari kecil sudah tidak melihat ibu saya, beliau sudah tiada waktu saya bayi, semoga diberi tempat disisi-Mu Ya Allah (Amin). "Kata bapak saya, sampai-sampai ketika saya berumur 1,5 tahun mencari ibu saya di bawah kasur, dilemari, semua hal yang dianggap tempat bersembunyi di tengokin (emangnya cari cicak) ya namanya juga anak-anak, hehehe. hari demi hari selalu mencari ibu (kata bapak saya lho...) mungkin masih penasaran kemana ibu saya saat itu. Tapi begitu tegarnya bapak saya ditinggalkan istri tercintanya dan menjadi supermom and superdad di rumah saya, sepulang dari kerja merawat anak-anaknya, memasak, cuci bersih-bersih rumah, pokoknya pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh seorang ibu menjadi kerjaan bapak.
Hingga saat ini bapak selalu memberikan perhatian dan kasih sayangnya terhadap anak-anaknya. 1 bukti nyata dia katakan kepada anak-anaknya ketika saya berusia 7 tahun, "Bapak moal nikah deui mun teu aya kasetujuan ti aranjeun" (artinya: bapak ga akan nikah lagi klo ga ada persetujuan dari kalian) mungkin waktu itu saya beranggapan kalo punya ibu tiri takut di aniaya, soalnya dulu sering lihat film ratapan anak tiri, jadi ngelarang bapak untuk nikah lagi, tapi sekarang saya menyesal telah mengucapkan ketidaksetujuan bapak untuk nikah lagi, karena tidak ada yang mengurusi beliau, apalagi saya sebagai anaknya belum mengerti apa yang dirasakan oleh bapak saat itu.
Bapak saya itu orangnya keras di dalam mengajar agama, 1 hari tidak ngaji aja dijewer kuping atau disentil , itu paling ringan hukumannya, pernah berapa kali saya di pukul memakai sapu, apa sebabnya beliau hingga sebegitu kerasnya mengajari soal agama, karena beliau tidak mau anak-anaknya terjerumus kepada hal yang dilarang oleh Allah. Saya sangat senang jika bapak saya sedang mengaji, membacanya tartil dan suaranya merdu, sampai-sampai saya tidur disampingnya pada saat beliau mengaji, itu hampir setiap saat jika bapak saya ngaji.
Aktifitas bapak tiap hari, mulai subuh ketika sudah beres solat beliau menanak nasi dan memasak makanan, sebelum itu pastinya ke warung dulu untuk membeli sayuran dll. sesudah beres itu dia bersih-bersih rumah, jika saya membantu, bapak selalu berkata "ga usah nanti sekolahnya telat lagi, belajar yang fokus aja" itu kata-kata yang sungguh saya resapi. sesudah semua beres makan dan berangkat sekolah barulah bapak kerja.
Sepulang dari kerja pada sore entah malam hari, bapak selalu meluangkan waktu untuk bercengkrama dengan anak-anaknya dan pasti selalu menceritakan sejarah-sejarah nabi sejarah para wali atau kehidupannya dulu. pernah saya nangis mendengar ceritanya, saking terharunya.
Hingga kini beliau tidak bosan untuk merawat anaknya tanpa seorang istri yang mendampinginya dan masih seperti dulu selalu bercerita dan menasehati, sayangnya saya tidak bisa bertemu setiap saat dengan keluarga dirumah. karena kerjanya di luar kota, kadang 3 bulan sekali baru bisa pulang.
Itulah sekilas tentang sosok bapak saya yang menjadi inspirasi bagi hidup saya. jasa jasanya tidak bisa di bayar dengan apapun, sungguh mulia engkau bapak. mudah-mudahan ini menjadi ispirasi untuk saya dan pembaca sekalian agar tetap semangat dalam menghadapi kehidupan, satu pesan yang saya pegang hingga saat ini dari bapak adalah "Jangan lupa Sholat, Sodaqoh dan santun terhadap orang lain".
Mudah-mudahan dari cerita ini dapat diambil yang baiknya, kalo dirasa ada yang buruk dari cerita ini jangan di diambil. mohon maaf kalo bahasanya memakai bahasa sehari-hari dan tidak sesuai EYD. Wassalam.

0 komentar:

Posting Komentar

Berbagi Yuk!!